Jantung Koroner Picu Kematian Utama, Diagnosa Dini dengan Azurion
A
A
A
JAKARTA - Serangan jantung koroner (PJK) merupakan salah satu dari kasus penyebab utama kematian di Indonesia untuk kategori penyakit tidak menular (PTM). Dari data yang ada, penyakit tidak menular diperkirakan mencapai 71% dari total kematian di Indonesia. PJK berkontribusi hingga 37% yang merupakan angka tertinggi dibandingkan dengan PTM lainnya seperti diabetes, kanker, atau penyakit pernapasan kronis.
Nah, untuk mendeteksi kemungkinan PJK bisa melalui alat image-guided therapy (IGT) yang diciptakan Royal Philips (NYSE: PHG, AEX: PHIA). Azurion, platform image-guided therapy generasi terbaru itu kini sudah tersedia di Indonesia. Platform Azurion dirancang untuk mendiagnosa lebih dini dan menangani pasien di rumah sakit dan klinik spesialis untuk melakukan berbagai prosedur dalam berbagai area terapi, termasuk kardiologi, onkologi dan vaskular.
Prosedur yang dapat dilakukan mulai dari ultrasound sederhana hingga perfusi vaskular yang kompleks. Alat ini telah memenuhi standar internasional untuk perawatan optimal, kenyamanan dan tingkat keamanan baik untuk pasien maupun para tenaga medis.
"Kasus PJK banyak terjadi di Indonesia dan menyerap sejumlah besar sumber daya medis yang ketersediaannya terbatas di rumah sakit. Teknologi pencitraan (imaging) sangat penting untuk membantu kami melakukan berbagai jenis prosedur yang dibutuhkan oleh pasien PJK dan lainnya secara efektif dan efisien, terutama bila platform tersebut memiliki radiasi rendah. Dengan ketersediaan platform seperti ini, kami dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada lebih banyak pasien. Yang terpenting adalah meningkatkan keamanan prosedur bagi pasien,” kata Dr. dr. Antonia Anna Lukito, SpJP(K), FIHA FSCAI, FAPSIC, Kepala Departemen Kardiovaskuler FK UPH dan Staf Heart Center Siloam Lippo Village di Jakarta, Kamis (28/9/2017).Melalui Azurion, Philips berharap bisa membantu menyelamatkan lebih banyak nyawa, sekaligus mengurangi total biaya operasional layanan kesehatan dengan membuat terapi menjadi lebih efisien, lebih efektif dan lebih personal. Pendekatan alur kerja baru dari platform Azurion dirancang untuk mendukung tim intervensi dalam melaksanakan banyak prosedur, dan membantu mereka meningkatkan konsistensi dan efisiensi prosedur, sekaligus mengurangi komplikasi dengan paparan radiasi yang rendah.Ratusan pengembang, teknisi dan desainer Philips serta puluhan mitra klinisi di seluruh dunia telah bekerjasama untuk memperbarui inovasi IGT. Dengan peluncuran platform Azurion yang dirancang untuk mengoptimalkan integrasi sistem dan kinerja laboratorium, Philips memberikan solusi baru yang mendukung laboratorium kateterisasi rumah sakit dalam mempertahankan standar kualitas dan keamanan yang tinggi serta perawatan pasien dengan biaya yang terprediksi.''Terlepas dari upaya kami dalam mendorong masyarakat untuk menerapkan gaya hidup sehat, ketersediaan teknologi kesehatan lanjutan akan membantu fasilitas pelayanan kesehatan memberikan perawatan yang superior bagi pasien sekaligus menghemat biaya pengobatan," kata Presiden Direktur Philips Indonesia Suryo Suwignjo.
Nah, untuk mendeteksi kemungkinan PJK bisa melalui alat image-guided therapy (IGT) yang diciptakan Royal Philips (NYSE: PHG, AEX: PHIA). Azurion, platform image-guided therapy generasi terbaru itu kini sudah tersedia di Indonesia. Platform Azurion dirancang untuk mendiagnosa lebih dini dan menangani pasien di rumah sakit dan klinik spesialis untuk melakukan berbagai prosedur dalam berbagai area terapi, termasuk kardiologi, onkologi dan vaskular.
Prosedur yang dapat dilakukan mulai dari ultrasound sederhana hingga perfusi vaskular yang kompleks. Alat ini telah memenuhi standar internasional untuk perawatan optimal, kenyamanan dan tingkat keamanan baik untuk pasien maupun para tenaga medis.
"Kasus PJK banyak terjadi di Indonesia dan menyerap sejumlah besar sumber daya medis yang ketersediaannya terbatas di rumah sakit. Teknologi pencitraan (imaging) sangat penting untuk membantu kami melakukan berbagai jenis prosedur yang dibutuhkan oleh pasien PJK dan lainnya secara efektif dan efisien, terutama bila platform tersebut memiliki radiasi rendah. Dengan ketersediaan platform seperti ini, kami dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada lebih banyak pasien. Yang terpenting adalah meningkatkan keamanan prosedur bagi pasien,” kata Dr. dr. Antonia Anna Lukito, SpJP(K), FIHA FSCAI, FAPSIC, Kepala Departemen Kardiovaskuler FK UPH dan Staf Heart Center Siloam Lippo Village di Jakarta, Kamis (28/9/2017).Melalui Azurion, Philips berharap bisa membantu menyelamatkan lebih banyak nyawa, sekaligus mengurangi total biaya operasional layanan kesehatan dengan membuat terapi menjadi lebih efisien, lebih efektif dan lebih personal. Pendekatan alur kerja baru dari platform Azurion dirancang untuk mendukung tim intervensi dalam melaksanakan banyak prosedur, dan membantu mereka meningkatkan konsistensi dan efisiensi prosedur, sekaligus mengurangi komplikasi dengan paparan radiasi yang rendah.Ratusan pengembang, teknisi dan desainer Philips serta puluhan mitra klinisi di seluruh dunia telah bekerjasama untuk memperbarui inovasi IGT. Dengan peluncuran platform Azurion yang dirancang untuk mengoptimalkan integrasi sistem dan kinerja laboratorium, Philips memberikan solusi baru yang mendukung laboratorium kateterisasi rumah sakit dalam mempertahankan standar kualitas dan keamanan yang tinggi serta perawatan pasien dengan biaya yang terprediksi.''Terlepas dari upaya kami dalam mendorong masyarakat untuk menerapkan gaya hidup sehat, ketersediaan teknologi kesehatan lanjutan akan membantu fasilitas pelayanan kesehatan memberikan perawatan yang superior bagi pasien sekaligus menghemat biaya pengobatan," kata Presiden Direktur Philips Indonesia Suryo Suwignjo.
(aww)